Selasa, 22 Maret 2011

PASANG SURUT TAREKAT

PASANG SURUT TAREKAT
ABSTRACTION

Tarekat in etimology is way or manner, which can be identified with word like: syari’ah, sabil, sirath and manhaj. By tarekat someone takes some phsicology levels in faith and practise of islam rule. Completely, tarekat in the beginning means way that has tobe taken for a sufi to get knowledge to get closer to The God, then develop to became a family organization of sufi follower which has same stream and certain ways in practicing religion experience under supervising of a mursyid.
Among the largest tarekat untill now is Naqsyabandiyah. This tarekat is found by Muhammad Ibn Muhammad Baha’ al-Din al-Naqsyabandiyah. This Syaikh was born in a villlage near Bukhara, in 1317 M.
As an Institution that held spiritual education for ummat to get close to The God, so the existency of tarekat must be supported and must be developed. By this way, moslem has the strong beliefly and good sense of religious for challenge globalizations era.

A. Prologue
Gerakan sufi yang muncul dalam permukaan sejarah Islam dapat dikatakan merupakan reaksi terhadap penafsiran tentang Islam yang terlalu menekankan aspek hukum yang kemudian mengarah kepada pemujaan terhadap hukum sebagai suatu ekspresi Islam yang komprehensif dan menyeluruh, padahal hukum itu sendiri hanyalah berkaitan dengan tingkah laku eksternal-lahiriyah manusia dan masyarakat, sehingga para sufi meragukan validitas pemahaman Islam seperti yang dikembangkan oleh para Juga merupakan reaksi terhadap glamoritasfuqaha' atau para ahli hukum material dan kemewahan duniawi yang mengarah kepada reduksiasi dan eliminasi terhadap aspek kejiwaan, kerohanian dan spiritualitas kemanusiaannya
Selain tasawwuf, didalam Islam juga dijumpai dan telah berkembang sebuah institusi yang disebut dengan tarekat yang mengadakan pembinaan rohaniah untuk berada sedekat-dekatnya kepada Allah Menurut suatu pendapat bahwa sebagaimana tujuan tasawwufSwt institusi ini merupakan klimaks dari pengembangan pengamalan dan Perbedaannya, bila tasawwuf merupakanpenerapan ajaran tasawwuf renungan dan aktifitas individual yang hanya dapat dinikmati antar kalangan elit kerohanian, sedangkan tarekat berbentuk aktivitas massal dari kaum muslimin yang didalamnya terdapat suatu ikatan yang sangat ketat antara guru (mursyid) dengan para murid dengan pola guru sentris
Ajaran tasawwuf yang mempunyai praktek-praktek tertentu akhirnya melembaga Tarekat mengambil bentuk organisasi yangmenjadi organisasi tarekat memiliki praktek-praktek spiritual tertentu telah berkembang didunia Perkembangan itu terjadi, pada mulanya tidakIslam sejak abad klasik Namun, diabad pertengahan Islam, organisasi (tarekat)begitu semarak Perkembangan itusufi tersebut menjadi gejala umum di jazirah Islam terus melaju hingga abad ke - 19
Melihat gambaran umum dari pada tarekat yang menjadi topik pembahasan makalah ini, cukup menarik untuk Permasalahannya adalah bagaimana sejarah lahirnyadikaji keberadaannya tarekat ini, sebagai sebuah institusi yang mengadakan latihan-latihan / pendidikan pengamalan dan penerapan ajaran tasawwuf kepada masyarakat Dapat diketahui bahwa tasawwuf merupakan pengamalan sisi esoterikumum dari ajaran agama dan berhubungan dengan dzauq yang tidak sembarangan Kajian ini terasa lebih menarik karena adanyaorang mampu memasukinya pandangan yang pro-kontra terhadap keberadaannya, dan pengaruhnya didunia Islam

B. Wacana Tarekat
Tarekat secara bahasa berarti jalan atau cara, yang dapat diidentikkan dengan perkataan syari'ah, sabil, sirath dan manhaj Kata tariqah dalam bahasa arab ta, ra, qaf dan ta' marbuthah menjadi sebuah pengertian dalam pemahaman kaum Karena tarekat tidaksufi atau orang yang ingin memahami sufisme dijelaskan oleh satu orang, maka tarekat mempunyai banyak pengertian, hal itu tidak terlepas dari ajaran-ajaran sufi sebagai jalan untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan, sehingga makna secara bahasa diteruskan menjadi pemahaman secara istilah (epistimologi)
Adapun tarekat dalam beberapa pengertian antara lain adalah jalan yang ditempuh oleh para sufi, dan digambarkan sebagai metode (the path; dalam bahasa Inggris) yang berpangkal dari syari'at, sebab jalan utama disebut syara' Karena tarekat dipergunakan padadan anak jalannya disebut thariq terminologi suluk yang berarti perjalanan, yang akhirnya bermakna sebagai seperangkat etika dan moral yang menjadi pegangan para sufi, yang mengekspresikan aspek psiko-moral tasawwuf, yang tercermin dalam kehidupan sufi untuk menuju kepada Tuhan dan terdiri dari fase-fase yaitu maqamat dan hal Tarekat dalam perspektif inilah yang digunakan 922), 910), al-Hallaj (woleh al-Junaid (w 988),al-Sarraj (w  1074) 1072), dan al-Qusyairi (wal-Hujwiri (w
Melalui tarekat, seseorang menempuh berbagai tingkatan psikologis dalam keimanan dan Ia dapat mencapai pengetahuan tentang Tuhanpengamalan ajaran Islam dari satu hirarki ke hirarki yang lebih tinggi, sehingga akhirnya ia  Mengetahui Tuhan adalah dalam bentuk mengalamimencapai "realitas" Kata mengalami dalam bahasa Indonesia agaknya lebih representatif dengan istilah merasakan kehadiran Tuhan
Trimingham mendeskirpsikan tarekat dengan suatu merode praktis dalam membimbing murid dengan menggunakan pikiran, perasaan dan maqam-maqam secara hirarki untuk merasakan hakekat Tuhan Oleh Harun Nasution, dengan sangat ringkas, tarekat ia definisikan sebagai suatu jalan yang harus ditempuh seorang calon sufi agar berada sedekat mungkin dengan Allah Definisi yang disebut terakhir ini merupakan rumusan inti yang secara simplistis dapat mendeskripsikan karakteristik umum tarekat di dunia Islam
Menggarisbawahi penjelasan Trimingham yang menggunakan perkataan "at first a tariqa " tersebut menunjukkan indikasi adanya pergeseran maknameant simply sehubungan dengan ini, Harun Nasution menjelaskanpada masa selanjutnya bahwa pada masa awalnya tarekat merupakan jalan yang harus ditempuh seorang calon sufi dalam tujuan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan, kemudian berkembang menjadi sebuah organisasi yang mempunyai syaikh, upacara ritual dan bentuk zikir tertentu
Secara lebih lengkap, yakni tarekat yang pada mulanya berarti jalan yang harus ditempuh seorang sufi untuk memperoleh ma'rifat dalam usahanya mendekatkan diri kepada Tuhan, kemudian berkembang menjadi suatu organisasi kekeluargaan pengikut sufi yang sealiran dan mempunyai cara-cara tertentu dalam Merekalatihan pengalaman agama dibawah pengawasan seorang mursyid berkumpul dalam satu tempat yang dsebut ribath atau zawiyah yang Prosesberfungsi sebagai pusat pengajaran mencapai ilmu ma'rifat pengajaran berjalan dengan satu cara yang diatur oleh syaikh Perkumpulan ini diberi nama yang dinisbahkan kepada pendirinya
Dengan penjelasan tersebut sudah dapat dipahami pengertian daripada tarekat khususnya dalam konteks pembicaraan pada masa sekarang ini, yakni sebuah organisasi yang didalamnya terdapat unsur-unsur syaikh atau mursyid, murid sebagai anggota dalam latihan-latihan spiritual untuk mencapai Untuk mendapatkan gambaranma'rifah atau mendekatkan diri kepada Tuhan lebih jelas dapat dilihat uraian dibawah ini
1. Syaikh/Mursyid, adalah seseorang yang sudah merasakan kehadiran Tuhan dan melimpahkan perasaannya (pengalamannya) kepada orang lain Ia tidak saja berperan sebagai pemimpin dan penuntun murid-muridnya (anggota tarekat) dalam bidang kerohanian, tetapi juga penghubung dalam ibadat antara murid dan karenanya terdapat sejumlah kriteria yang harus dimilikinya,Tuhan diantaranya yang paling penting adalah pertama, alim dan ahli dalam memberikan tuntutanan-tuntunan ilmu fiqh, 'aqaid an tauhid, kedua, mengenal atau arif dengan segala sifat-sifat kesempurnaan hati, dan ketiga, segala perbuatan dan ucapannya bersih dari pengaruh nafsu
2. Murid, yakni pengikut tarekat yang menghendaki pengetahuan dan Sebagai murid merekapetunjuk mengenai segala amal ibadah dari mursyid menyerahkan diri dan tunduk dengan sepenuh-penuhnya kepada gurunya, sehingga guru menjadi penentu "merah-putihnya" nasib mereka {Penyerahan diri serta kepasrahan dimaksud bagaikan sosok mayat yang berada ditangan orang-orang yang memandikannya
3. Latihan Masing-masing tarekat memiliki bentukspiritual / upacara ritual Namun secara umumlatihan spiritual / ritual keagamaan tersendiri diantaranya seperti : (1) berkhalwat atau I'tikaf di zawiyah selama beberapa hari atas petunjuk mursyid, (2) berzikir dengan menyebut nama Allah atau sifat-sifatnya secara zahir dan bathin, dan (3) tawajjuh atau zikir berjamaah yang disertai perenungan bathin Kesemuanya ini dilaksanakan dengan tata cara yang telah dirumuskan dan diajarkan masing-masing mursyid

C. Sejarah Munculnya Tarekat Dan Perkembangannya Didunia Islam
Pada awalnya tarekat hanya berarti Tetapijalan menuju Tuhan yang ditempuh seorang sufi secara individual selanjutnya para ahli sufi mengajarkan tarekat yang ia tempuh itu kepada jadilahpara muridnya, baik secara personal maupun organisatoral tarekat dalam hal ini bermakna jalan menuju Tuhan dibawah bimbingan seorang guru sufi Disamping itu munculnya tarekat sebagai sebuah institusi yang melakukan pembinaan batin masyarakat umum untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah tidak terlepas daripada keberadaan tasawwuf serta kecenderungan kondisi kehidupan umat
Dalam situasi seperti itu wajarlah kalau umat Islam mencari kompensasi, yakni Tarekat dalamberpegang pada doktrin yang dapat menentramkan jiwanya hal ini merupakan warisan kultural yang diwariskan oleh ulama Islam sebelumnya yang dianggap telah banyak berhasil dalam segi menentramkan Oleh sebab itu "pelarian"psikis seseorang yang berbasiskan agama Islam terhadap tarekat merupakan hal yang logis
Keberadaan tasawwuf sebagai faktor pendukung terbentuknya tarekat berkaitan dengan munculnya orang-orang sufi yang menjadi mursyid pada masa embrio pertumbuhannya Karena penyebaran ajaran tasawwuf (ketarekatan) secara massal dimulai dengan adanya mursyid-mursyid yang berhasil menyusun teknik-teknik zikir dan ritual lainnya untuk membimbing murid-muridnya, sedangkan lahirnya orang-orang suci tidak terlepas dari pengamalan dan pengalaman ketasawwufan
Sesuai dengan realita, orang-orang suci atau mursyid memiliki kelebihan-kelebihan yang bersifat supernatural dan menguasai Sementara masyarakat awam pada umumnya cukup menaruh minatilmu ghaib dan mengagumi cerita-cerita tentang orang-orang suci dan ilmu-ilmu ghaib Hal ini terlebih-lebih para mursyidyang mereka kuasai mempropagandakan bahwa ketasawwufan / ketarekatan dapat mengantarkan manusia kepada kedalaman spiritual, kemantapan keyakinan agama dan Padakeindahan akhlak, yang akhirnya meimbulkan rasa kebahagiaan hidup saat yang bersamaan masyarakat umum sedang dihadapkan kepada problema sosial politik dan sangat mendambakan kedamaian dan kebahagiaan
Tanggal kelahiran tarekat tersebut sangat sulit dilacak dalam sejarah Namun dapat diprediksikan bahwa tarekat sudah munculperkembangannya dalam perkembangan tasawwuf pada abad ke-3 dan 4 Hijriah, misalnya adalah tarekat al-Saqatiyyah, al-Tayfuriyyah, al-Hanraziyyah, Adapun aliran seperti Qadariyah,al-Nuriyyah dan al-Malamatiyyah Suhrawardiyah, dan Rifa'iyyah baru diketahui kelahirannya pada abad ke-3 Hijriah Semisal proses kelahiran tarekat pada awalnya, tarekat-tarekat yang disebutkan terakhir ini adalah juga terbentuk oleh kelompok murid-murid sufi besar
Pada masa pertengahan abad ke-3 Hijriyah, ajaran-ajaran tasawwuf sudah mulai diajarkan secara umum di Baghdad dan menarik minat yang luar biasa dari orang-orang awam Dimuh dari kitab al-Tashawwuf fi asy-Syi'riSebagaimana dikutip oleh DR al- Arabi, karya 'Abd al-Hakim Hassan dan buku Readings from the Myistics of Islam tulisan Margaret Smith, bahwa Junaid al-Baghdadi (w 297 H/910 M) merupakan salah seorang tokoh yang menetapkan kaedah-kaedah paham tasawwuf dan menyusun aturan-aturan bagi murid-muridnya yang berjumlah lebih kurang sepuluh orang
Walaupun pada saat itu sudah terdapat mursyid seperti yang diperankan al-Junaid al-Baghadi, murid serta kaedah dan peraturan yang ditetapkannya sangat sulit untuk karena belummengatakan bahwa tarekat telah muncul pada abad ke-3 H/9 M pernah dijumpai penyebutan sebuah tarekat dengan nama tarekat Junaid sedangkan salahsatu ciri dari pada tarekat berupa nama yang diambil dari nama pendirinya, seperti tarekat Qadiriyah yang dibina oleh Syaikh Abd Dengan demikian keberadaan Junaid cenderung hanyaQadir al-Jailani sebagai perintis atau peletak sistem ketarekatan
Dengan lagkah-langkah yang dilakukan Junaid, para pemuka tasawwuf lainnya dan murid-murid mereka, maka bermunculanlah sejumlah tarekat, terutama sekali didaerah Mesopotamia (Irak) yang bertalian dengan Junaid al-Baghdadi dan daerah Khurasan (Iran) yang bertalian dengan Abu Yazid al-Bustami
Dalam wilayah Mesopotamia terdapat beberapa tarekat yang muncul, diantaranya yang terpenting dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan tarekat pada masaberikutnya,ialah:
1. Suhrawrdiyah, didirikan oleh Shihab al-Din Abu Hafs al-Umar (539-632 H / 1145-1234 M) Ia mendapat didikan tarekat dari pamnnya Abu an-Najib as-Suhrawardi (w 520 H /563 H / 1168 M) yang merupakan murid dari Ahmad al-Ghazali (w Atas prakarsa murid-muridnya, tarekat ini berkembang ke1126 M) berbagai wilayah Islam dan memiliki cabang-cabang yang cukup banyak
2. Rifa'iyyah, dibentuk oleh Ahmad Ibn 'Ali al-Rifa'i (1106-1182 M) Tarekat ini berkembang terutama sekali ke daerah Mesir dan Syiria dengan cabag-cabang seperti Badawiyya, Dasuqiyya, Shadiliyya dan Alwaniyya
3. Qadiriyya, dinisbahkan kepada Muhyiddin Abdul Qadir Ibn Abdullah Sebenarnya ia berperan sebagaial-Jailani (471-561 H / 1078-1166 M) Hanyapemuka Mazhab Hanbali atau seorang ulama, bukan seorang sufi keluarga dan murid-muridnya yang memandangnya sebagai mursyid tarekat Kemudian atas prakarsa murid-muridnya ajaran-ajarannya meluas ke(sufi) berbagai daerah Islam seperti Yaman, Syiria, dan Mesir
Selanjutnya adapun pertumbuhan dan perkembangan tarekat di Khurasan (Iran) dimulai dari tokoh seorang tasawwuf bernama Abu Ya'kub Yusuf al-Hamdani Diantara murid-muridnyaal-Buzanjirdi (441-535 H / 1049-1140 M) 1220 M) yang menjadi pendiriterdapat Abd al-Khalid al-Ghuzdawani (w 1169tarekat Khawajaganiyya, serta Ahmad Ibn Ibtahim Ali al-Yasavi (w Tarekat Khawajaganiyya berkembangM) yang membentuk tarekat Yasaviyya di Turkistan dengan nama Naqsabandiyah yang didirikan oleh Muhammad Baha 1389 M), sedangkan tarekatal-Din an-Naqsabandiyah al-Awisi (w Yasaviyya berkembang ke berbagai daerah Islam, terutama sekali kedaerah Turki dengan nama Bektasiyya yang dibentuk Muhammad Ata' Ibn Ibrahim  1335 M)Hajji Bektash (w
Selain kedua tarekat tersebut, dari rumpun Khurasan ini masih dijumpai beberapa nama, terutama sekali tarekat Tarekat ini 1397 M)Khalwatiyya yang dibentuk Umar Khalwati (w Di Mesir, tarekatberkembang luas di Turki, Syiria, Mesir dan Yaman ) menimbulkan 1534 MKhalwatiyya yang dibangun Ibrahim Gulsheini (w beberapa cabang, diantaranya tarekat Sammaniyya yang didirikan oleh  al-al-Karim Sammani (1718-1775 M)Muhammad ibn Abd
Sebenarnya masih banyak lagi perkumpulan dan nama-nama tarekat yang tumbuh dan Karena murid-murid dari masing-berkembang didunia Islammasing tarekat yang telah mencapai kematangan pengamalan dan pengalaman akan membentuk perkumpulan baru dan bahkan dengan nama-nama yang baru pula, sehingga menimbulkan sejumlah besar cabang-cabang dan ranting-ranting
Diantara tarekat yang terbesar hingga saat ini adalah tarekat Naqsyabandiyah tarekat ini didirikan oleh Muhammad Ibn Muhammad Baha' al-Din Syaikh ini dilahirkan disuatu desa dekat Bukhara,al-Naqsyabandiyyah Tarekat ini memiliki pengikut di Turki, Kurdistan,pada tahun 1317 M Afganistan, Syria, Dagistan, Asia Tengah, Pakistan, China dan Asia tenggara seperti halnya Thailand, Filiphina, Malaysia dan Indonesia
Dari sekian banyak tarekat yang telah disebutkan diatas terdapat sebahagian diantaranya masuk dan berkembang di Indonesia, yakni Qadiriyyah, Rifa'iyyah, Naqsabandiyyah, Khalwatiyyah dan Sammaniyyah Tarekat-tarekat ini masuk ke Indonesia diperhitungkan sejak abad ke-8 H yang dibawa oleh para saudagar dari Parsi, Tanah Arab, India serta ulama-ulama Indonesia yang menunaikan ibadah haji dan sempat menetap di Mekkah seperti Abdul Rauf Singkel

D. Pengaruh Tarekat di Dunia Islam
Melihat pertumbuhan dan perkembangan tarekat sebagaimana uraian diatas, dapat diambil suatu pemahaman bahwa keberadaannya Merupakanmemberikan dampak positif terhadap penyebaran agama Islam fakta nyata yang sulit dipungkiri bahwa masuknya Islam ke India, Indonesia dan Afrika tidak terlepas dari usaha-usaha yang dilakukan oleh Hal ini disebabkan disampingpara pengikut dan penganjur tarekat ajaran-ajaran yang mereka sampaikan menjanjikan kedamaian dan kebahagiaan hidup, juga didukung oleh kemampuan mereka dalam menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi masyarakat yang mereka hadapi
Kemudian satu hal yang tidak kalah pentingnya, bahwa tarekat Hal initelah turut serta berjuang dalam melawan dan mengusir penjajah dapat dilihat dalam sejarah dibeberapa negara Islam seperti Sudan, Maroko dan Indonesia Mereka berjuang dengan penuh semangat jihad dan tanpa pamrih bersama dengan masyarakat
Selain dampak positif tersebut diatas, keberadaan tarekat kiranya juga mendatangkan dampak negatif bagi keberadaan umat, terutama sekali menyangkut kemurnian Seperti para Mursyid memiliki suatuaqidah dan perkembangan pemikiran Dengan halkemampuan bathin atau kekuatan yang bersifat supernatural ini banyak masyarakat mengkeramatkan mereka dan menjadikannya sebagai Hal ini tidak saja ketika merekawasilah dalam bermohon kepada Tuhan masih hidup, melainkan juga setelah mereka meninggal dunia Kuburan-kuburan mereka dijadikan tempat keramat dan selalu diziarahi dan dipuja-puja untuk mendapatkan restu serta keberuntungan
Bersamaan dengan itu pula, sebagaimana diketahui bahwa didalam tarekat terdapat sistim yang menuntut kepatuhan yang demikian kuat para murid atau Mereka dijadikan sebagai sumberpengikut tarekat terhadap mursyid petunjuk dan segala yang mereka sampaikan sebagai suatu kebenaran atau tidak dipertanyakan lagi
Dari sisi lain Muhammad Abduh, sebagaimana dikutip oleh Zakaria Hasyim Zakaria, memberikan gambaran bahwa tarekat-tarekat itu sebagai kelompok campuran yang dipersatukan oleh suatu kepentingan: melarikan diri dari dunia, senang bermalas-malasan dan menjauhkan diri dari kerja yang bermanfaat bagi kepentingan umat manusia Dengan demikian tarekat-tarekat ini juga mendorong suburnya semangat jabariah Pengaruh negatif yang ditimbulkan tarekat tersebut, walaupun pada konteks kekinian dirasa sudah berkurang tetapi masih cukup Hal ini terutama berupa pengkeramatan terhadap mursyid dandirasakan kuburannya
Gerakan tarekat ini telah mengalami pasang surut mulai Hal ini seiring dengan munculnya gerakanpada akhir abad ke-20 pembaharuan dalam dunia Islam yang dimotori oleh Muhammad Abduh dan Hingga saat ini, gerakan-gerakan tarekat diduniaMuhammad Rasyid Ridha Islam masih tetap eksis, kendati tidak sesemarak pada era keemasannya

E. E p i l o g u e
Dalam dunia sufi, tarekat dipahami sebagai sebuah Mediametode psikologi moral untuk membimbing seseorang mengenal Tuhan olah spiritual ini lahir sebagai reaksi terhadap kondisi sosial politik Hal ini ditandai dengan perangyang tidak stabil sekitar abad ke-3 H salib dibelahan barat dan serangan tentara Mongol di belahan Timur Akibatnya, timbul usaha mencari kompensasi dikalangan umat Islam, yakni melalui tarekat dengan berpegang kepada doktrin yang dapat menentramkan  Era kejayaannya adalah sekitar abad ke-7 hingga awal abad ke-20jiwa Saat ini gerakan tarekat tetap eksis, walau tidak sesemarak era kejayaannya
Sebagai sebuah institusi yang mengadakan pembinaan rohaniah umat untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah, maka keberadaan Dengan hal ini diharapkan umattarekat patut didukung dan dikembangkan memiliki iman yang kokoh dan semangat keberagamaan yang tinggi, Namun melihatsehingga mampu menghadapi berbagai tantangan zaman berbagai dampak negatif yang ditimbulkannya, maka pola atau sistem lama perlu ada pembaharuan, terutama sekali dalam rangka menghindari tradisi pengkeramatan terhadap para mursyid dan kuburan-kuburan mereka yang Wallahu A’lam.dipandang dapat "mengotori" kemurnian aqidah umat

Daftar Pustaka
Simuh, Tasawwuf Dan Perkembangannya Dalam Islam., ( Jakarta, Raja Grafindo, 1996 )
Louis Ma'luf, Al-Munjid, (Beirut, Dar Al-Masyriq, 1973)
Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab - Indonesia,WA (Ygyakarta, Pustaka Progressif, 1984)
Nurcholis Majid, Islam Agama Peradaban; Membangun Makna Dan Relevansi Dalam Sejarah, Jakarta, Paramadina, 1995)
Abu Al-Wafa' Al-Ghanimy Al-Taftazani, Madkhal Ila Al-Tashawwuf Al-Islamiy, (Mesir, Dar Al-Tsaqafah, 1973)
Mirce Aliade, The Encyclopedia Of Islam, (New York, Mac Millan Publishing, 1987)
J Spencer Trimingham, The Sufi Orders Of Islam, (London, Oxford University Press, 1973) Harun Nasution, Tarekat Qadariyyah Naqsyabandiyah, (Tasik Malaya, Iailm, 1990)
Harun Nasution, Islam 89Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta, Bulan Bintang, 1986), Hal
Departemen Agama Ri, Ensiklopedi Islam, (Jakarta, Dirjen Binbaga Islam, 1992/1993)
, Ensiklopedi Mini Sejarah Dan Kebudayaan Islam,Soekarna Karya Dkk (Jakarta, Logos, 1996)
Aboe Bakar Atjeh, Pengantar Sejarah Sufi Dan Tasawwuf, (Semarang, Ramadhani, 1984)
Fazlur Rahman, Islam, Terj Senoaji Saleh, (Jakarta, Bumi Aksara, 1992)
Ahmad Tafsir, Tarekat Dan Hubungannya Dengan Tasawwuf, Dalam Harun Nasution, Tarekat Qadariyyah Naqsyabandiyyah, (Tasik Malaya, Tasik Malaya, Iailm, 1990)
Ali, AK  273-280Study Of Islamic History, (India, Idarah Adabi, 1980), Hal
Harun Nasution, Akal Dan Wahyu Dalam Islam, (Jakarta, Ui Press, 1982), Hal 35
, (Kairo, Mesir, DaarMushtafa Hilmi, Al-Hayat Al-Ruh Fi Al-Islam Al-Ihya', 1945)
Taiftazani, Sufi Dari Zaman Ke Zaman, (Bandung, Pustaka, 1974)
Iain Sumatera Utara, Pengantar Ilmu Tasawwuf, (Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Sumatera Utara, 1981-1982)
Martin Van Bruinessen, The Tarekat Naqsyabandiyyah In Indonesia, Alih Bahasa Hamid Algar, Tarekat Naqsyabandiyyah Di Indonesia, (Bandung, Mizan, 1996)
SapardiAnnemarie Schimmel, Mystical Dimension Of Islam, Terj Djoko Damono, (Jakarta, Pustaka Firdaus, 1986)
Zakaria Hasyim SalimZakaria, Araa'a Falsafah Wa 'Abaaqarah Al-Gharbi Fi Islam, Terj Basyarakhil, (Jakarta: Gema Insani Press, 1991)
Diposkan oleh Ismail Fahmi Nasution di 21:25
Label: tasawwuf

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda