Selasa, 22 Maret 2011

Toriqoh Syatoriyah

Toriqoh Syatoriyah
Di dalam mendidik, membimbing,dan membina para murid, Thoriqoh Syathoriyyah menerapkan aturan-aturan sebagai berikut;
1. Syarat Masuk Thoriqoh Syathoriyah
Untuk menjadi anggota Thoriqoh Syathoriyah, seseorang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Memperoleh talqin dzikir untuk mengamalkan wirid Thoriqoh Syathoriyah.
b. Yang memberi talqin dzikir adalah mursyid atau orang yang telah mendapatkan izin dan ijazah yang sah memberi wirid Thoriqoh Syathoriyah.
2. Kewajiban Murid Syathoriyyah
Setelah menjadi anggota Thoriqoh Syathoriyah, maka dia mempunyai kewajiban-kewajiban sebagai beikut:
a. menjaga syari’at Islam
b. menjaga sholat lima waktu berjama’ah bila mungkin.
c. mencintai Sayyidisy Syaikh Abdullah Asy-Syathari selama-lamanya.
d. menghormati siapa saja yang ada hubungannya dengan Sayyidisy Syaikh Abdullah Asy-Syathari.
e. menghormati semua wali Allah SWT dan semua thoriqoh.
f. mantap pada thoriqohnya dan tidak boleh ragu-ragu.
g. selamat dari mencela Thoriqoh Syathoriyah.
h. berbuat baik kepada kedua orang tua.
i. menjauhi orang yang mencela Thoriqoh Syathoriyah.
j. mengamalkan aurad Thoriqoh Syathoriyah sampai akhir hayatnya.
3. Larangan Atas Murid Syathoriyah
Seseorang yang telah menjadi anggota Thoriqoh Syathoriyah, maka dia dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Mencaci, membenci dan memusuhi Sayyidisy Syaikh Abdullah Asy-Syathari.
b. Meremehkan wirid Thoriqoh Syathoriyah.
c. Memutuskn hubungan dengan makhluk tanpa ada izin syara’,terutama dengan sesama anggota Thoriqoh Syathoriyah.
d. Merasa aman dari makrillah.
4. Aturan Melaksanakan Wirid Syathoriyah
a. Untuk melaksanakan wirid atau dzikir dalam Thoriqoh Syathoriyah,hendaknya seseorang mempehatikan aturan-aturan sebagai berikut;
b. Dalam keadaan normal hendaknya bacaan wiridnya terdengar oleh dirinya sendiri.
c. Harus suci dari najis, baik pada pakaian, badan ,tempat maupun apa saja yang dibawanya.
d. Harus suci dari hadats,baik besar maupun kecil.
e. Harus menutup aurat sebagaimana dalam keadaan shalat, baik laki-laki maupun perempuan.
f. Tidak boleh berbicara.
g. Harus menghadap kiblat.
h. Harus dengan duduk.
i. Tashawwurr, yaitu membayangkan wajah mursyidnya dengan memejamkan mata setelah membaca Al-Ikhlas, Al-Mu’awwidzatain, istighfar, dan shalawat ummy serta sebelum hadlrah Al-fatihah.
j. Memikirkan dan mengingat makna wirid yang dibacanya dari awal sampai akhir. Kalau tidak bisa hendaknya memperhatikan dan mendengarkan bacaan wiridnya.
Keterangan
o Kalau ada udzur boleh berbicara asal tidak lebih dari dua kata. Kalau lebih dari itu, maka wiridnya batal, kecuali disebabkan oleh orangtuanya atau suaminya sekalipun bukan murid Syathariyah.
o Kalau ada udzur boleh tidak menghadap kiblat, seperti sedang dalam perjalanan atau sedang berada dalam ijtima’ (perkumpulan).
o Kalau ada udzur boleh tidak duduk, seperti sakit atau dalam perjalanan.
5. Aurad Thoriqoh Syathoriyah
Wirid–wirid yang harus dibaca ketika melaksanakan amalan Thoriqoh Syathoriyyah adalah sebagai beikut:
a. Membaca surat Al-Ikhlas 3 kali.
b. Membaca surat Al-Falaq sekali.
c. Membaca surat An-Nas sekali.
d. Membaca istighfar 3 kali, dengan sighot sebagai berikut:
استغفر الله العظيم الذي لا اله الا هو الحي اليوم واتوب اليه.
e. Membaca shalawat ummy 3 kali sebagai berikut:
اللهم صل على سيدنا محمد النبي الاميى وعلى اله وصحبه وسلم.
f. Tashawwur kepada mursyidnya.
Hadlrah Al-Fatihah kepada:
1. Nabi Muhammad SAW.
2. Ahli silsilah Thoriqoh Syathoriyyah, khususnya kepada Sayyidisy Syaikh Abdullah Asy-Syathori.
3. Guru mursyidnya.
g. Istidrok bi Kalimah At-Tauhid, yaitu membaca kalimah thoyyibah dengan memejamkan mata sambil menggenggam ibu jari tangan dengan kedua tangan masing-masing, serta dengan memanjangkan bacaan kalimah thoyyibah sekuat nafas dan membacanya di dalam hati saja dengan di ulang tiga kali.
h. Membaca kalimah thoyibah lagi tujuh kali, dengan dibaca biasa seperti pada umumnya.
i. Membaca kalimah Thoyibah lagi yang sighotnya sebagai berikut;
لااله الا الله, لا اله الا الله لا اله الا اللهم حمد رسول الله صلى الله عليه وسلم كلمة حق عليها نحي وعليها نموت وعليها نبعث ان شاء الله تعالى من الامنين.
k. Membaca do’a yang diberikan oleh mursyidnya.
6. Waktu Pelaksanaan
Untuk melaksanakan dalam Thoriqoh Syathoriyyah seperti tersebut di atas,waktunya terbagi menjadi dua bagian, yaitu;
a. Ba’da dhuhur, ba’da ‘Ashar dan ba’da maghrib.Diamalkan adalah tersebut di atas, baik urutannya maupun bacaannya, yang jumlah semua kalimah thoyyibahnya adalah 13 kali.
b. Ba’da ‘Isya’ dan ba’da Shubuh. Diamalkan adalah juga sama, hanya ada sedikit perbedaan yaitu pada huruf(i), jumlah kalimah thoyyibahnya adalah 107 kali. Jadi jumlah semua kalimah thoyyibahnya adalah 113 kali.
Keterangan:
Sumber informasi mengenai Thoriqoh Syathoriyyah ini adalah; 1).KH. Abdul Hamid bin KH.Anas bin KH.Abdul Jamil, salah satu pengasuh Pondok Pesantren “Buntet Pesantren”, Buntet, Astana Japura, Sindang Laut, Cirebon. 2).KH.M. Anis Wahdi Abbas bin KH. Ahmad Mustahdy bin KH. Muhammad Abbas bin KH.Abdul Jamil , Cirebon. 3).KH.M Ni’amullah Khan bin KH. Abdul Hamid bin KH Anas bin KH.Abdul Jamil, Cirebon.
Adapun sanad thoriqoh (bukan kemursyidan) para beliau adalah sebagai berikut;
1. KH. Abdul Hamid bin Anas dari KH.Ahmad Mustahdy dari ayahandanya KH.Muhammad Abbas dari ayahandanya KH.Abdul Jamil dari Sayid Sholeh dari Syaikh Muhammad Anwar dari Syaikh Asy’ari dari Syaikh Sayyid Muhammad As-Sayyid Al-Nadaniy dari Syaikh Sayyid Thohir bin Ibrahim dari Syaikh Sayyid Ibrahim bin Thohir dari Syaikh Sayyid thohir dari Ayahandanya ,Sayid Al-Mala’ Ibrahim Al-Mu’alli dari Syaikh Sayyid Ahmad bin Muhammad Al-Qosyasiy Al-Qurosyi dari Syaikh Sayyid Ahmad Asy-Syanawi dari Syaikh Sayyid Shibghotullah bin Ruhullah Jamal Al-Buruji Al-Husaini dari Syaikh Sayyid Wajihuddin Muhammad Al-Ghouts Al-Alawiy dari Syaikh SayyidDhuhur Al-Hajj Hudlur dari Syaikh SayyidAbul Fath Hidayatullah Sarmasat dari Syaikh Sayyid Qodli Asy-Syathor dari Syaikh SayyidMaulan Abdullah Asy-Syathor dari Syaikh Sayyid Muhammad bin Al-‘Arif dari Syaikh Sayyid Muhammad Al-‘Asyiq dari Ayahandanya, Syaikh Khadzaqoli dari Syaikh Sayyid Abul Hasan Al-Khirqon dari Syaikh Sayyid Abul Mudhoffar At-turk Ath-Thusi dari Khawajah Al-‘a’rabi Yazid Al-‘Isyqi dari Khawajah Muhammad Al-Maghrabi dari Syaikh Sayyid Abu Yazid Al-Bustami dari Syaikh Sayyidina Al-Imam Ja’far Ash-Shodiq dari Sayidina Al-Imam Muhammad Al-Bagir Dari Sayidina Al-Imam Zainal Abidin dari Sayyina Al-Imam Al-Husein dari Sayidina Al-Imam Ali bin Abi Thalib radliallhu anhum ajma’in dari Sayyidina Rasulullah SAW dari Jibril AS dari Allah SWT.
2. KH. M. Anis Wahdy ‘Abbas dari KH.Abdullah Abbas dari KH. Ahmad Mustahdy dari ayahandanya KH.Muhammad Abbas dari ayahandanya KH.Abdul Jamil dan seterusnya sama dengan yang di atas.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda